Powered By Blogger

Jumat, 25 November 2011

PEMBUATAN LEM KERTAS DARI LIMBAH STEROFOAM YANG DICAMPUR DENGAN BENSIN

PEMBUATAN  LEM  KERTAS  DARI LIMBAH STEROFOAM YANG DICAMPUR DENGAN BENSIN
Description: SMK Negeri 1 Tembarak-Temanggung.jpg
PENYUSUN
NAMA           :           ADI  WIRANTO
KELAS          :           X  RPL  C
NO. ABS        :           1  (SATU)

SMK NEGERI TEMBARAK-TEMANGGUNG
Jl. Mantenan, Greges, Tembarak, Temanggung, Jawa Tengah, Indonesia

Tahun Pembuatan
© 2011

HALAMAN PENGESAHAN
“Pembuatan Lem Kertas dari Limbah Sterofoam yang Dicampur dengan Bensin”.
Laporan peneltian ilmiah dengan judul
Telah disusun dan diselesaikan oleh: Adi Wiranto
Di                                : Temanggung, Jawa Tengah, Indonesia
Hari, Tanggal            :                       ,           November 2011




Mengetahui,                                                                                   Guru Mata Pelajaran
Kepala Sekolah                                                                                             IPA



Bpk. Suratman, S.TP., MP                                                       Ibu. Ririn Luluk Afifah
NIP. 19630203 198902 1 008
ABSTRAK

            Salah satu permasalahan di lingkungan masyarakat adalah banyaknya limbah sterofoam (gabus) yang tidak terpakai. Masyarakat pada umumnya selalu membakar limbah sterofoam tersebut, padahal pembakaran limbah sterofoam tersebut dapat mengakibatkan polusi udara karena asap yang dihasilkan berwarna hitam pekat dan mengandung bahan kimia yang berbahaya bagi lingkungan hidup. Sehingga, limbah tersebut perlu dibuat inovasi agar bertujuan tidak mencemari lingkungan hidup dengan cara membuat lem kertas dari limbah sterofoam yang dicampur dengan bensin agar bermanfaat bagi kebutuhan manusia.
            Kata kunci: sterofoam, polusi udara, lem kertas, dan bensin

KATA PENGANTAR

            Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya serta kemudahan yang diberikan, sehingga kami dapat menyelesaikan penusunan laporan penelitian ilmiah ini.
            Laporan penelitian ilmiah ini kami buat dalam melengkapi tugas akhir semester dua di sekolah kami yakni SMK Negeri Tembarak-Temanggung. Selain hal tersebut, tujuan dari penyusunan laporan penelitian ilmiah ini adalah untuk memberitahu masyarakat akan dampak dari limbah sterofoam.
            Laporan penelitian ilmiah ini disusun dengan bahasa yang baku dan menggunakan EYD (Ejaan yang Disempurnakan).
            Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dan kepada pihak-pihak yang terkait dalam penyelesaian laporan penelitian ilmiah ini. Kritik dan saran kami harapkan demi kesempurnaan laporan penelitian ilmiah ini di masa selanjutnya. Semoga laporan penelitian ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca.


Penyusun  


Adi  Wiranto

DAFTAR ISI
*      Judul
*      Halaman Pengesahan
*      Abstrak
*      Kata Pengantar
*      Daftar Isi
*      Bab I Pendahuluan
A.    Latar Belakang Masalah
B.     Rumusan Masalah
C.     Tujuan Penelitian
D.    Hipotesis Penelitian
*      Bab II Tinjauan Pustaka
*      Bab III Metode Penelitian
A.    Tempat dan Waktu Penelitian
B.     Alat dan Bahan
C.     Cara Kerja
*      Bab IV Hasil dan Pembahasan
A.    Hasil
B.     Pembahasan
*      Bab V Penutup
A.    Kesimpulan
B.     Saran
*      Daftar  Pustaka

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah

Salah satu permasalahan di lingkungan masyarakat adalah banyaknya limbah sterofoam (gabus) yang tidak terpakai. Hingga sekarang limbah sterofoam tersebut dibiarkan bertumpuk di tempat sampah, dibuang di saluran air yang mengalir, atau bahkan dibakar ditempat terbuka.

Padahal, limbah sterofoam yang dibiarkan bertumpuk di tempat sampah akan menimbulkan pencemaran,  dikarenakan limbah tersebut tidak akan terurai dan bentuknya tetap seperti itu.

Dan bila limbah sterofoam tersebut ditimbun menggunakan tanah, maka sterofoam tersebut tidak akan terurai oleh tanah/bakteri dalam tanah secara cepat,  karena menurut informasi sterofoam baru akan terurai setelah beberapa tahun dan akan menyebabkan pencemaran tanah dan kehidupan di  dalamnya.
     
Limbah sterofoam yang dibuang di saluran air yang mengalir akan menyebabkan tersumbatnya saluran air di tempat penyaringan,  karena sterofoam mengapung diatas  air dan sifat bendanya yang padat.

      Apabila sterofoam tersebut dibakar ditempat terbuka,  dapat mengkibatkan polusi udara karena asap yang  dihasilkan berwarna hitam pekat dan mengandung bahan kimia yang berbahaya bagi lingkungan hidup. Untuk mengantisipasi hal tersebut,  biasanya masyarakat mendaurulang limbah tersebut untuk tempat makanan/bekal yang sifatnya sementara dan akhirnya terbuang percuma.


      Padahal, tempat makan/ bekal yang  terbuat dari limbah strerofoam adalah hal yang tidak sehat bagi tubuh manusia, karena limbah sterofoam yang didaurulang terdapat bahan kimia yang  berbahaya serta dapat masuk kedalam makanan tanpa kita sadari dan kita rasakan.

B.     RumusanMasalah
Dalam penelitian tersebut, masalah yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut:
Bagaimana cara memanfaatkan limbah sterofoam agar bisa menjadi bahan yang  berguna serta tidak membahayakan lingkungan hidup?”



C.    Tujuan
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk membuat inovasi dari limbah sterofoam agar menjadi bahan yang berguna misalnya lem kertas yang terbuat dari limbah sterofoam yang dicampur dengan bensin. Manfaat dari penelitian ini dapat memberikan informasi bahwa limbah sterofoam dapat menjadi lem kertas bila dicampur dengan bensin yang  bermanfaat bagi kebutuhan manusia serta mengurangi atau bahkan tidak menimbulkan polusi alam.

D.    Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
1.      Campuran bensin dan sterofoam berpengaruh terhadap sifat dan bentuk lem yang dihasilkan,
2.      Berapa banyak campuran antara bensin dan strofoam terhadap hasil lem kertas yang bagus?

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Hasil pengamatan sehari-hari bahwa banyak sekali limbah sterofoam yang dibuang begitu saja.


 Padahal, limbah sterofoam tersebut mengandung bahan kimia yang berbahaya bagi tanah apabila terurai. Dan, dapat meracuni tubuh manusia bila bahan kimia tersebut tercapur di makanan dan dimakan oleh manusia atau makhluk hdup lainnya, seperti binatang peliharaan (contohnya kucing, burung, ataupun kelinci).

      Menurut pemberitahuan di salah satu stasiun televisi swasta nasional, yaitu RCTI  memberitahukan bahwa bahan yang terkandung dalam tempat makanan yang terbuat dari sterofoam dapat mengakibatkan kanker apabila makanan tersebut terkontaminasi oleh bahan kimia yang terdapat pada sterofoam (Seputar Indonesia-RCTI, 2009).


      Di Indonesia, banyak sekali ditemukan benda-benda yang terbuat dari sterofoam terutama tempat makanan. Dan, benda tersebut didaur  ulang dari limbah sterofoam yang sudah tidak terpakai (Seputar Indonesia-RCTI, 2009).


      Untuk menangani hal tersebut, saya memanfaatkan limbah sterofoam tersebut untuk membuat lem kertas yang terbuat dari limbah sterofoam tersebut yang dicampur dengan bensin.

      Maka, sterofoam tersebut akan bereaksi terhadap bensin yang sifatnya keras dibandingkan sterofoam yang sifatnya lebih lunak, dan sterofoam terebut akan menjadi lunak dan lengket sehingga efektif untuk digunakan sebagai lem kertas.

BAB III
METODE PENELITIAN

A.    Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ilmiah ini berada di:
Jl. Mujahidin No. 14 Gg. I, Mujahidin, Temanggung, Jawa Tengah, Indonesia.

            Dan waktu penelitian ini adalah:
Dari tanggal 7-27 Oktober 2011.

B.     Alat dan Bahan

ü  1 gr sterofoam
ü  ½ liter bensin
ü  1 wadah/tempat yang sudah tidak terpakai
ü  1 buah pengaduk

C.    Cara Kerja

Ø  Siapkan alat dan bahan
Ø  Masukkan 1 gr sterofoam kedalam wadah /tempat yang telah terseidia
Ø  Setelah wadah/tempat telah terisi dengan 1 gr sterofoam, kemudian masukkan ½ liter bensin sedikit demi sedikit sembari di aduk menggunakan pengaduk
Ø  Kemudian sterofoam tersebut akan melunak
Ø  Lalu lem kertaspun siap untuk digunakan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.   Hasil

          Berdasarkan eksperimen yang dilakukan selama ±20 hari, didapatkan hasil sebagai berikut:

Percobaan
Banyaknya Bensin
Banyaknya Sterofoam
Hasil (Lem)
1.
½ liter
1 gr
Lunak dan lengket
2.
½ liter
½ gr
Lunak dan tidak lengket
3.
½ liter
¼ gr
Encer dan tidak lengket
4.
¼ liter
1 gr
Sedang dan lengket
5.
1/8 liter
1 gr
Keras dan sedikit lengket
6.
¼ liter
½ gr
Lunak dan lengket
7.
¼ liter
¼ gr
Lunak dan kurang lengket
8.
1/8 liter
½ gr
Lunak dan sedikit lengket
9.
1/8 liter
¼ gr
Lunak dan lengket
10.
½ liter
¾ gr
Sedikit encer dan lengket
11.
¾ liter
¾ gr
Lunak dan lengket
12.
¾ liter
1 gr
Sedikit lunak dan lengket

B.   Pembahasan

Berdasarkan eksperimen yang telah dilakukan tersebut menunjukkan bahwa banyaknya campuran antara bensin dengan sterofoam yang dicampur, maka akan mempengaruhi hasil dari lem tersebut, dan hasil lem yang hasil lem yang efektif adalah campuran antara bensin dengan sterofoam dengan perbandingan ± ½ : 1 (± ½ liter bensin : 1 gr sterofoam).

BAB V
PENUTUP

A.    Kesimpulan

Dari eksperimen tersebut dapat disimpulkan bahwa: limbah sterofoam apabila dicampur dengan bensin akan menghasilkan lem kertas yang berguna, dengan pertimbangan perbandingan campuran ½ : 1 ( ½ liter bensin : 1 gr sterofoam).

Dan pemanfaatan lem yang terbuat dari limbah sterofoam dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan dampak negatif dari limbah tersebut terhadap lingkungan.

B.     Saran

Pemanfaatan lem yang terbuat dari limbah sterofoam dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan dampak negatif dari limbah tersebut terhadap lingkungan hidup, serta bermanfaat bagi kebutuhan manusia sebagai lem kertas yang alami dan hemat biaya.

Artikel ini dapat dilihat di http://adiwiranto.blogspot.com/

DAFTAR PUSTAKA

v  Seputar Indonesia-RCTI, 2009

Minggu, 20 November 2011

Rawa Pening (Bahasa Jawa)


          Ing redi merbabu wonten wanita tapa gadhah anak salah kedadosan, dados sawer, sawer wau saya dangu saya ageng. Nuju satunggaling dinten sawer murugi pratapanipun Sang Pandhita ngaken bilih piyambakipun putranipun Sang Pandhita, Sang Pandhita kaget, wusananipun wicanten mekanten, “Eh ula, teka elok temen kowe ngaku anaking manungsa, ewosemonoaku gelem ngaku kowe dadi anaku nanging kowe kudu gelem tapa nglungkeri gunung Merbabu bisa temu gelang, yen kowe bisa nyakepi gunung iki, kowe dakaku anak tenan.

            Kacariyos sawer wau lajeng tapa nglungkeri gunung Merbabu, saking dangunipun anggenipun tapa, badanipun ngantos dipun rambati oyod-oyod, sareng pethithing badhe kacobi kagathukaken kaliyan endase, taksih cupet, ilatipun lajeng dipuneletaken, supados saged gathuk kaliyan buntut, wusana Sang Ajar sumerep, ilatipun dipuntigas (dikethok), kethokanipun ilat wau dados tosan, nunten kadamel waos Ki Ajar. Sawer wau boten pejah, badanipun saya dangu boten ketawis saking kathahing rerungkudan.

            Nuju satunggaling dinten tetiyang dudu sami pados bebujengan wana, nalika sami ngaso linggih ing wit ageng wonten satunggaling tiyang ingkang bacok-bacok kalandhesan ing wit-witan wau, ndadosaken kagetipun dene wit-wit wau medal rahipun. Kancanipun sedaya ingkang sami ningali, serta gadhah panginten menawi ingkang medal rahipun menika uling ingkang sakalangkung ageng. Tinimbang boten angsal bebujengan wana, uling-uling ingih lumayan, nunten dipunpurak, ulamipun kabekta mantuk dhateng dusun kepasrahaken ing kelurahan.

21299028.jpg

            Ejingipun ing kelurahan, kathah tiyang estri ingkang smi olah-olah, sebab sontenipun badhe wilujengan metri dusun. Sukmanipun sawer wau mendha-mendha lare jaler dumugi dhateng kelurahan nyuwun tedhan sekul ulam, nanging boten wonten ingkang maringi, wonten setunggal nini-nini ingkang kagungan raos welas dhateng lare wau, pramila lare lajeng dipunparingi tedhan, sesampunipun nedha lare lajeng weling marang nini-nini, welingipun mekanten, “Embah menawi mangke wonten banjir, embah supados sedhiya lesung kaliyan enthong, lesungipun dipunangge prau, enthongipun dipunagge melahi.

            Lare wau sareng nedhi tuwuk, lajeng nancebaken sada ing latar, ing ngriku kathah lare ingkang ningali, lare ingkang gadhah sada wicanten mekanten, “Ayo sapa bisa mbedhol sadaku iki,” kathah lare ingkang nyobi mbedhol genthos-genthos, nanging boten wonten ingkang kumawi mbedhol. Tiyang-tiyang ing padhapi sareng mireng lare-lare gumujeng ger-geran lajeng sami medal, wusana tiyang –tiyang wau sami tumot nyobi mbedhol, nanging inggih boten wonten ingkang kumawi. Lare ingkang gadhah sada lajeng majeng sarwi wicanten, “Yen boten wonten ingkang saged mbedhol sada, pundi kula bedhole piyambak.”

            Sareng sada kabedhol, tebetipun medal toya. Toya wau gumrojog, saya dangu saya kathah, dangu-dangu lajeng banjir. Tiyang sedusun pating jlerit boten kantenan solahipun, wusana sami pejah kebanjiran, nanging tiyang estri nini-nini wau wilujeng piyambak, amargi numpak lesung. Sada wau nalika dipunbedhol katutan siti, sitinipun dipunlencungaken lajeng dhawah ing eliripun gunung Telamaya, siti wau dados redi alit nama Kandalisada. Panggenan ingkang kebanjiran wau ngantos sapriki taksih dados rawa ingkang nama “Rawa Pening”, inggih menika tukipun lepen Tuntang.


Sumber: MODUL Basa Jawa
Kelas VII      Hal.17
Tahun              2008
Kab. Temanggung

3909229849_79b3babb43.jpg

Slider(Do not Edit Here!)