Powered By Blogger
Tampilkan postingan dengan label Pelajaran. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pelajaran. Tampilkan semua postingan

Rabu, 29 Februari 2012

10 Penyebab Kenakalan Remaja


Benarkah remaja bermasalah itu sudah biasa? Ada 10 penyebab munculnya kenakalan remaja. Tapi dengan komunikasi dua arah dan pemantauan dari orangtua, kenakalan remaja bisa dihindari.

Masa remaja sering dikenal dengan istilah masa pemberontakan. Pada masa-masa ini, seorang anak yang baru mengalami pubertas seringkali menampilkan beragam gejolak emosi, menarik diri dari keluarga, serta mengalami banyak masalah, baik di rumah, sekolah, atau di lingkungan pertemanannya.

Faktor pemicunya, menurut sosiolog Kartono, antara lain adalah gagalnya remaja melewati masa transisinya, dari anak kecil menjadi dewasa, dan juga karena lemahnya pertahanan diri terhadap pengaruh dunia luar yang kurang baik.

Akibatnya, para orangtua mengeluhkan perilaku anak-anaknya yang tidak dapat diatur, bahkan terkadang bertindak melawan mereka. Konflik keluarga, mood swing, depresi, dan munculnya tindakan berisiko sangat umum terjadi pada masa remaja dibandingkan pada masa-masa lain di sepanjang rentang kehidupan.

Batasan dan Jenis Kenakalan Remaja

Kenakalan remaja merupakan tindakan melanggar peraturan atau hukum yang dilakukan oleh anak di bawah usia 18 tahun.

Perilaku yang ditampilkan dapat bermacam-macam, mulai dari kenakalan ringan seperti membolos sekolah, melanggar peraturan-peraturan sekolah, melanggar jam malam yang orangtua berikan, hingga kenakalan berat seperti vandalisme, perkelahian antar geng, penggunaan obat-obat terlarang, dan sebagainya.

Dalam batasan hukum, menurut Philip Rice dan Gale Dolgin, penulis buku The Adolescence, terdapat dua kategori pelanggaran yang dilakukan remaja, yaitu:

1. Pelanggaran indeks, yaitu munculnya tindak kriminal yang dilakukan oleh anak remaja. Perilaku yang termasuk di antaranya adalah pencurian, penyerangan, perkosaan, dan pembunuhan.

2. Pelanggaran status, di antaranya adalah kabur dari rumah, membolos sekolah, minum minuman beralkohol di bawah umur, perilaku seksual, dan perilaku yang tidak mengikuti peraturan sekolah atau orang tua.

Keluarga yang Memicu?

Menurut Karol Kumpfer dan Rose Alvarado, profesor dan asisten profesor dari University of Utah, dalam penelitiannya, menyebutkan bahwa kenakalan dan kekerasan yang dilakukan oleh anak dan remaja berakar dari masalah-masalah sosial yang saling berkaitan.

Di antaranya adalah kekerasan pada anak dan pengabaian yang dilakukan oleh orangtua, munculnya perilaku seksual sejak usia dini, kekerasan rumah tangga, keikutsertaan anak dalam geng yang menyimpang, serta tingkat pendidikan anak yang rendah.

Ketidakmampuan orangtua dalam menghentikan dan melarang perilaku menyimpang yang dilakukan oleh anak remaja akan membuat perilaku kenakalan terus bertahan.

Faktor-faktor penyebab munculnya kenakalan remaja, menurut Kumpfer dan Alvarado, Minggu (23/1/2011)
  1. Kurangnya sosialisasi dari orangtua ke anak mengenai nilai-nilai moral dan sosial.
  2. Contoh perilaku yang ditampilkan orangtua (modeling) di rumah terhadap perilaku dan nilai-nilai anti-sosial.
  3. Kurangnya pengawasan terhadap anak (baik aktivitas, pertemanan di sekolah ataupun di luar sekolah, dan lainnya).
  4. Kurangnya disiplin yang diterapkan orangtua pada anak.
  5. Rendahnya kualitas hubungan orangtua-anak.
  6. Tingginya konflik dan perilaku agresif yang terjadi dalam lingkungan keluarga.
  7. Kemiskinan dan kekerasan dalam lingkungan keluarga.
  8. Anak tinggal jauh dari orangtua dan tidak ada pengawasan dari figur otoritas lain.
  9. Perbedaan budaya tempat tinggal anak, misalnya pindah ke kota lain atau lingkungan baru.
  10. Adanya saudara kandung atau tiri yang menggunakan obat-obat terlarang atau melakukan kenakalan remaja.

Faktor lingkungan atau teman sebaya yang kurang baik juga ikut memicu timbulnya perilaku yang tidak baik pada diri remaja. Sekolah yang kurang menerapkan aturan yang ketat juga membuat remaja menjadi semakin rentan terkena efek pergaulan yang tidak baik.

"Guru yang kurang sensitif terhadap hal ini juga bisa membuat remaja menjadi semakin sulit diperbaiki perilakunya. Demikian juga dengan guru yang terlalu keras dalam menghadapi remaja yang bermasalah. Bisa jadi, bukannya ikut meredam kenakalan mereka, malah membuat kenakalan mereka semakin menjadi," ujar Prof. Arif Rachman, pakar pendidikan dari UNJ.

Sementara M Faisal Magrie, konsultan psikologi remaja dari Asosiasi Berbagi, menyatakan beberapa hal yang dapat dilakukan orangtua untuk mencegah munculnya perilaku kenakalan pada anak remaja.          

Menurut Faisal, mengasuh anak yang memasuki usia remaja dapat diandaikan seperti bermain layangan. "Apabila orangtua menarik talinya terlalu dekat, layangan itu tidak akan bisa terbang. Namun bila orangtua membiarkan talinya terlalu jauh, layangan tersebut akan putus karena angin yang kencang, atau hal lain seperti menyangkut di pohon," kata Faisal.

Begitu juga dengan anak remaja, jika orangtua terlalu mengekang anak, yang terjadi adalah anak tidak mampu berkembang secara mandiri dan mereka akan berusaha untuk melepaskan dirinya dari kekangan orangtua. Ketika hal ini terjadi, lingkungan sosial, terutama teman sebaya, akan menjadi pelarian utama si anak.

Apabila ternyata lingkungan sosial tempat anak biasa berkumpul memiliki kecenderungan untuk melakukan kenakalan remaja, anak juga berpotensi besar untuk melakukan hal yang sama dengan apa yang dilakukan kelompoknya.

Hal yang sama juga dapat terjadi apabila orangtua terlalu membebaskan anak. Perbedaannya adalah, anak yang dibebaskan tidak merasakan tekanan sebesar apa yang dirasakan oleh anak yang dikekang, sehingga dorongan untuk memberontak cenderung lebih kecil dibandingkan anak yang dikekang.

Berikan batasan yang jelas.

Orangtua disarankan untuk memberikan batasan yang jelas mengenai perilaku apa yang benar-benar tidak boleh dilakukan oleh anak, misalnya membolos, menggunakan narkoba, dan lain sebagainya.

Berdiskusilah untuk tawar menawar.

Lakukan tawar menawar melalui diskusi mengenai perilaku lainnya yang dianggap berpotensi membuat anak menjadi nakal, seperti pulang malam, menginap, atau bahkan memilih pacar.

Biarkan anak menentukan standar moralnya sendiri.
Proses tawar-menawar akan merangsang anak untuk menentukan standar moralnya sendiri. Di sisi lain hal ini dapat membuat anak lebih menghormati orangtuanya karena telah diberikan kesempatan untuk menentukan pilihannya sendiri.

Aktif berkomunikasi dengan guru di sekolah.
Pengawasan dan pemantauan orangtua di rumah bisa dilengkapi dengan pengawasan dari guru di sekolah. Pemantauan terpadu ini akan memberikan banyak masukan yang menyeluruh bagi orangtua mengenai perilaku anaknya di luar rumah.

Tak Ada Kata Terlambat


Menurut Faisal, tidak ada kata terlambat dalam menangani anak remaja yang terlihat 'melenceng'. Karena di usia ini teman adalah segalanya bagi anak, ia dapat dengan mudah terpengaruh oleh teman-teman sebayanya.

Untuk mengatasi hal ini, tindakan yang dapat dilakukan oleh orangtua adalah dengan membuat kesan bahwa mereka bisa berdamai dengan pilihan anaknya. Dengan begini, orangtua tetap bisa mengawasi aktivitas dan pergaulan anaknya dengan pasif.

Namun, ada hal yang perlu diperhatikan oleh orangtua berkaitan dengan hal tersebut. Ketika orangtua terlalu 'masuk' ke dalam kehidupan anak, pasti anak akan merasa terganggu privasinya. Ia akan merasa risih dan pada akhirnya justru bersikap tertutup kepada orangtuanya.

Untuk itu, orangtua harus mengusahakan agar tetap terlibat secara pasif, namun jangan sampai terkesan terlalu ingin ikut campur.

 

Jumat, 25 November 2011

PEMBUATAN LEM KERTAS DARI LIMBAH STEROFOAM YANG DICAMPUR DENGAN BENSIN

PEMBUATAN  LEM  KERTAS  DARI LIMBAH STEROFOAM YANG DICAMPUR DENGAN BENSIN
Description: SMK Negeri 1 Tembarak-Temanggung.jpg
PENYUSUN
NAMA           :           ADI  WIRANTO
KELAS          :           X  RPL  C
NO. ABS        :           1  (SATU)

SMK NEGERI TEMBARAK-TEMANGGUNG
Jl. Mantenan, Greges, Tembarak, Temanggung, Jawa Tengah, Indonesia

Tahun Pembuatan
© 2011

HALAMAN PENGESAHAN
“Pembuatan Lem Kertas dari Limbah Sterofoam yang Dicampur dengan Bensin”.
Laporan peneltian ilmiah dengan judul
Telah disusun dan diselesaikan oleh: Adi Wiranto
Di                                : Temanggung, Jawa Tengah, Indonesia
Hari, Tanggal            :                       ,           November 2011




Mengetahui,                                                                                   Guru Mata Pelajaran
Kepala Sekolah                                                                                             IPA



Bpk. Suratman, S.TP., MP                                                       Ibu. Ririn Luluk Afifah
NIP. 19630203 198902 1 008
ABSTRAK

            Salah satu permasalahan di lingkungan masyarakat adalah banyaknya limbah sterofoam (gabus) yang tidak terpakai. Masyarakat pada umumnya selalu membakar limbah sterofoam tersebut, padahal pembakaran limbah sterofoam tersebut dapat mengakibatkan polusi udara karena asap yang dihasilkan berwarna hitam pekat dan mengandung bahan kimia yang berbahaya bagi lingkungan hidup. Sehingga, limbah tersebut perlu dibuat inovasi agar bertujuan tidak mencemari lingkungan hidup dengan cara membuat lem kertas dari limbah sterofoam yang dicampur dengan bensin agar bermanfaat bagi kebutuhan manusia.
            Kata kunci: sterofoam, polusi udara, lem kertas, dan bensin

KATA PENGANTAR

            Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya serta kemudahan yang diberikan, sehingga kami dapat menyelesaikan penusunan laporan penelitian ilmiah ini.
            Laporan penelitian ilmiah ini kami buat dalam melengkapi tugas akhir semester dua di sekolah kami yakni SMK Negeri Tembarak-Temanggung. Selain hal tersebut, tujuan dari penyusunan laporan penelitian ilmiah ini adalah untuk memberitahu masyarakat akan dampak dari limbah sterofoam.
            Laporan penelitian ilmiah ini disusun dengan bahasa yang baku dan menggunakan EYD (Ejaan yang Disempurnakan).
            Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dan kepada pihak-pihak yang terkait dalam penyelesaian laporan penelitian ilmiah ini. Kritik dan saran kami harapkan demi kesempurnaan laporan penelitian ilmiah ini di masa selanjutnya. Semoga laporan penelitian ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca.


Penyusun  


Adi  Wiranto

DAFTAR ISI
*      Judul
*      Halaman Pengesahan
*      Abstrak
*      Kata Pengantar
*      Daftar Isi
*      Bab I Pendahuluan
A.    Latar Belakang Masalah
B.     Rumusan Masalah
C.     Tujuan Penelitian
D.    Hipotesis Penelitian
*      Bab II Tinjauan Pustaka
*      Bab III Metode Penelitian
A.    Tempat dan Waktu Penelitian
B.     Alat dan Bahan
C.     Cara Kerja
*      Bab IV Hasil dan Pembahasan
A.    Hasil
B.     Pembahasan
*      Bab V Penutup
A.    Kesimpulan
B.     Saran
*      Daftar  Pustaka

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah

Salah satu permasalahan di lingkungan masyarakat adalah banyaknya limbah sterofoam (gabus) yang tidak terpakai. Hingga sekarang limbah sterofoam tersebut dibiarkan bertumpuk di tempat sampah, dibuang di saluran air yang mengalir, atau bahkan dibakar ditempat terbuka.

Padahal, limbah sterofoam yang dibiarkan bertumpuk di tempat sampah akan menimbulkan pencemaran,  dikarenakan limbah tersebut tidak akan terurai dan bentuknya tetap seperti itu.

Dan bila limbah sterofoam tersebut ditimbun menggunakan tanah, maka sterofoam tersebut tidak akan terurai oleh tanah/bakteri dalam tanah secara cepat,  karena menurut informasi sterofoam baru akan terurai setelah beberapa tahun dan akan menyebabkan pencemaran tanah dan kehidupan di  dalamnya.
     
Limbah sterofoam yang dibuang di saluran air yang mengalir akan menyebabkan tersumbatnya saluran air di tempat penyaringan,  karena sterofoam mengapung diatas  air dan sifat bendanya yang padat.

      Apabila sterofoam tersebut dibakar ditempat terbuka,  dapat mengkibatkan polusi udara karena asap yang  dihasilkan berwarna hitam pekat dan mengandung bahan kimia yang berbahaya bagi lingkungan hidup. Untuk mengantisipasi hal tersebut,  biasanya masyarakat mendaurulang limbah tersebut untuk tempat makanan/bekal yang sifatnya sementara dan akhirnya terbuang percuma.


      Padahal, tempat makan/ bekal yang  terbuat dari limbah strerofoam adalah hal yang tidak sehat bagi tubuh manusia, karena limbah sterofoam yang didaurulang terdapat bahan kimia yang  berbahaya serta dapat masuk kedalam makanan tanpa kita sadari dan kita rasakan.

B.     RumusanMasalah
Dalam penelitian tersebut, masalah yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut:
Bagaimana cara memanfaatkan limbah sterofoam agar bisa menjadi bahan yang  berguna serta tidak membahayakan lingkungan hidup?”



C.    Tujuan
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk membuat inovasi dari limbah sterofoam agar menjadi bahan yang berguna misalnya lem kertas yang terbuat dari limbah sterofoam yang dicampur dengan bensin. Manfaat dari penelitian ini dapat memberikan informasi bahwa limbah sterofoam dapat menjadi lem kertas bila dicampur dengan bensin yang  bermanfaat bagi kebutuhan manusia serta mengurangi atau bahkan tidak menimbulkan polusi alam.

D.    Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
1.      Campuran bensin dan sterofoam berpengaruh terhadap sifat dan bentuk lem yang dihasilkan,
2.      Berapa banyak campuran antara bensin dan strofoam terhadap hasil lem kertas yang bagus?

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Hasil pengamatan sehari-hari bahwa banyak sekali limbah sterofoam yang dibuang begitu saja.


 Padahal, limbah sterofoam tersebut mengandung bahan kimia yang berbahaya bagi tanah apabila terurai. Dan, dapat meracuni tubuh manusia bila bahan kimia tersebut tercapur di makanan dan dimakan oleh manusia atau makhluk hdup lainnya, seperti binatang peliharaan (contohnya kucing, burung, ataupun kelinci).

      Menurut pemberitahuan di salah satu stasiun televisi swasta nasional, yaitu RCTI  memberitahukan bahwa bahan yang terkandung dalam tempat makanan yang terbuat dari sterofoam dapat mengakibatkan kanker apabila makanan tersebut terkontaminasi oleh bahan kimia yang terdapat pada sterofoam (Seputar Indonesia-RCTI, 2009).


      Di Indonesia, banyak sekali ditemukan benda-benda yang terbuat dari sterofoam terutama tempat makanan. Dan, benda tersebut didaur  ulang dari limbah sterofoam yang sudah tidak terpakai (Seputar Indonesia-RCTI, 2009).


      Untuk menangani hal tersebut, saya memanfaatkan limbah sterofoam tersebut untuk membuat lem kertas yang terbuat dari limbah sterofoam tersebut yang dicampur dengan bensin.

      Maka, sterofoam tersebut akan bereaksi terhadap bensin yang sifatnya keras dibandingkan sterofoam yang sifatnya lebih lunak, dan sterofoam terebut akan menjadi lunak dan lengket sehingga efektif untuk digunakan sebagai lem kertas.

BAB III
METODE PENELITIAN

A.    Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ilmiah ini berada di:
Jl. Mujahidin No. 14 Gg. I, Mujahidin, Temanggung, Jawa Tengah, Indonesia.

            Dan waktu penelitian ini adalah:
Dari tanggal 7-27 Oktober 2011.

B.     Alat dan Bahan

ü  1 gr sterofoam
ü  ½ liter bensin
ü  1 wadah/tempat yang sudah tidak terpakai
ü  1 buah pengaduk

C.    Cara Kerja

Ø  Siapkan alat dan bahan
Ø  Masukkan 1 gr sterofoam kedalam wadah /tempat yang telah terseidia
Ø  Setelah wadah/tempat telah terisi dengan 1 gr sterofoam, kemudian masukkan ½ liter bensin sedikit demi sedikit sembari di aduk menggunakan pengaduk
Ø  Kemudian sterofoam tersebut akan melunak
Ø  Lalu lem kertaspun siap untuk digunakan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.   Hasil

          Berdasarkan eksperimen yang dilakukan selama ±20 hari, didapatkan hasil sebagai berikut:

Percobaan
Banyaknya Bensin
Banyaknya Sterofoam
Hasil (Lem)
1.
½ liter
1 gr
Lunak dan lengket
2.
½ liter
½ gr
Lunak dan tidak lengket
3.
½ liter
¼ gr
Encer dan tidak lengket
4.
¼ liter
1 gr
Sedang dan lengket
5.
1/8 liter
1 gr
Keras dan sedikit lengket
6.
¼ liter
½ gr
Lunak dan lengket
7.
¼ liter
¼ gr
Lunak dan kurang lengket
8.
1/8 liter
½ gr
Lunak dan sedikit lengket
9.
1/8 liter
¼ gr
Lunak dan lengket
10.
½ liter
¾ gr
Sedikit encer dan lengket
11.
¾ liter
¾ gr
Lunak dan lengket
12.
¾ liter
1 gr
Sedikit lunak dan lengket

B.   Pembahasan

Berdasarkan eksperimen yang telah dilakukan tersebut menunjukkan bahwa banyaknya campuran antara bensin dengan sterofoam yang dicampur, maka akan mempengaruhi hasil dari lem tersebut, dan hasil lem yang hasil lem yang efektif adalah campuran antara bensin dengan sterofoam dengan perbandingan ± ½ : 1 (± ½ liter bensin : 1 gr sterofoam).

BAB V
PENUTUP

A.    Kesimpulan

Dari eksperimen tersebut dapat disimpulkan bahwa: limbah sterofoam apabila dicampur dengan bensin akan menghasilkan lem kertas yang berguna, dengan pertimbangan perbandingan campuran ½ : 1 ( ½ liter bensin : 1 gr sterofoam).

Dan pemanfaatan lem yang terbuat dari limbah sterofoam dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan dampak negatif dari limbah tersebut terhadap lingkungan.

B.     Saran

Pemanfaatan lem yang terbuat dari limbah sterofoam dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan dampak negatif dari limbah tersebut terhadap lingkungan hidup, serta bermanfaat bagi kebutuhan manusia sebagai lem kertas yang alami dan hemat biaya.

Artikel ini dapat dilihat di http://adiwiranto.blogspot.com/

DAFTAR PUSTAKA

v  Seputar Indonesia-RCTI, 2009

Slider(Do not Edit Here!)